Kamis, 11 April 2013

mamah

iis aisyah,beliau telah menunaikan ibadah hajinya,tetapi tak pernah mau menambahkan tulisan HJ didepannya,itu riya begitu katanya. beliau lebih suka dipanggil bu iis atau nyonya herman(nama papah).
mamah aku sekarang berusia 60thn sudah tidak muda lagi,tapi tetap cantik entah serajin apa dia merawat kecantikannya,aku kurang peduli beda sekali dengan aku anaknya yang super rebek gak pernah bisa merawat mukanya sampai jerawat betah berkembang biak disana sini.


siapapun yang bertemu mamah mungkin tak pernah mengira usianya kini sudah 60 tahun,nenek... 5 cucu nya memangilnya begitu,membuat kakak-kakak ku memanggil si mamah dengan sebutan nenek juga untuk membiasakan cucunya memanggil nenek ke mamah.dari 4 bersaudara ini.hanya tinggal aku yang memanggilnya mamah hingga saat ini..

malam ini aku yang kelelahan pulang menuntut ilmu hingga larut malam,merasa terharu dibuatnya.mamah yang penuh rasa khawatir menunggu ku pulang sambil menahan rasa kantuknya,aku menyesal tak bisa mengabarinya terlebih dulu bahwa malam ini aku ada kelas sampai jam7 malam.

bukannya memarahiku tapi dia memberi ku segelas jahe panas buatannya,aaaaah mamah.dia selalu tau yang aku butuhkan.dan dimeja makan sudah tersedia ayam kecap ungkep + sambel terasi kesukaan aku.dikamar mandi mamah sudah menyediakan air hangat untuk ku mandi.siapapun diluar sana yang mendengar cerita ini dijamin menaruh iri padaku.

aaah mamah semua kebaikanmu mengurusiku hingga 21thn ini tak bisa kubalas dengan apapun,materi berlimpah pun aku tak sanggup membalasnya.satu-satunya yang bisa aku lakukan hanya ingin membuat mu bahagia mah.

entah berapa lembar duit yang harus kau dapatkan untuk membiayai aku sekolah,mamah menaruh andil besar dalam biaya hidupku dan sekolahku,karna sejak aku duduk di kelas 5 SD papah memutuskan pensiun dini dari perusahaan milik negara yang berada di bidang kehutanan,alasannya hutan di indonesia saat itu sedang kritis2nya,ilegal loging sedang marak-maraknya. sewaktu aku kecil yang aku tau hanya raut muka papah yang slalu sedih ketika melihat berita tentang gundulnya hutan di indonesia.

saat itu aku tak tau sistem pemberian uang pensiunan papah seperti apa,yang aku tahu papah memilih mengambil sistem pengambil satu kali semua jatah pesangon pensiunannya,makannya gak ada jatah tiap bulan pensiunan seperti pensiun-pensiun pegawai lainnya.
ada beberapa alasan mengapa papah mengambil sistem itu.
1. mamah mengajaknya pergi haji,dan papah rasa dengan uang pensiunan dengan sistem itu bisa mengajak mamah berdua berangkat haji.
2.keadaan hutan diindonesia sangat amat parah,banyak perusahaan swasta maupun pemerintah yang tiba-tiba tidak bisa memproduksi kayu lagi dan memperumahkan sebagian karyawannya tanpa mendapat haknya (uang pesangonnya)
3.papah ingin membuka beberapa usaha dari modal uang pensiunannya.


meskipun papah sedikit meragu dengan keputusannya karna masih mempunyai 1 anak yang masih sekolah,sedangkan kakak-kiakanya sudah sarjana.beliau takut bagaimana menyekolahkan aku nanti,tapi mamah istri yang luar biasa ini meyakinkan dan berjanji akan selalu bantu papah dibelakangnya melangkah untuk kehidupan-kehidupan selanjutnya,alhamdulillah semua terwujud,yak ini buktinya sekarang aku masih menuntut ilmu disalah satu perguruan tinggi swasta dijakarta dengan biaya yang tidak murah.



malam ini setelah mandi  dan meminum segelas jahe hangat buatannya,dengan posisi siap siaga melahap ayam ungkep,mamah menemaniku makan,seperti malam-malam biasanya,kali ini mamah menanyakan uang semesteranku lagi menanyakan kabar kuliahku lagi..semester depan biaya kuliahku mahal lagi,puluhan juta harus dia keluarkan lagi,kerja keras mencari uang dihari  tuanya,raganya telah lelah tapi semangatnya membuktikan bahwa ia tak pernah ragu untuk memenuhi kebutuhan anaknya tersayang.

dan beribu terima kasih untuk semua kaka-kakak yang selalu membantu materil untuk adik terkecilnya ini.
entah nanti aku takut tak bisa membalas semua kebaikan teteh-teteh sama aa yang baiknya luar biasa.

malam ini mamah juga membahas semua undangan pernikahan dirumah yang ditujuan atas nama teruntuk "risya".

mamah:  "semoga besok gak balik mlm lg ya neng."
gue:       "iya mah,tapi besok ada kuliah praktek dilab sampe malem kayanta"
mamah: "yaudah jangan lupa kabarin mamah,tuh ada undangan lagi"
gue:       "dari siapa?"
mamah: "itu dibupet mamah lupa,liat sana sendiri,neng nanti kamu nikah di situ ya depan gedung BNI mamah udah dpt link tuh,tenda segala macem sama salon mamah juga udah dapet yang bagus,trus masak ditempat yang biasa aja ya,yang teteh dulu"
gue:       "hmmmm iya mah nabung dulu enengnya"
mamah:  "iya nanti mamah bantu,trus gmn skrg udah nemu?jangan pacaran,kalo yakin nikah aja langsung,kan bentar lg juga wisuda"
gue:       "bawel amat sik mah,iya doain aja jodohnya cepet"
mamah: "dikasihtau sama orang nurut kek.yaudah buruan tidur udah malem"
gue:      "hu`uh" (sambil ngunyah tulang)




aaah mamah iya mah tau mamah pengen cepet-cepet eneng wisuda,pengen cepet-cepet nemuin jodohnya,semua orang tua pasti berdoa yg sama,nikah cepet itu aneh .dulu-dulu sama kakak-kakaknya eneng gak pernah ditarget nikah gini.  itu jg kan gak mudah wisuda masih masuk akal.hmmmm mamah tuh cm gak mau eneng kaya teteh sama aanya yang nikah diumur yang terlalu matang,kelamaan lagian mamah sama papah itu udah tua,papah selalu bilang takut gak bisa nikahin si bontot takut gak ada umur.aaaah mana bisa gue nikah dan ninggalin kedua orang tua gue yang super ini.
alamsemesta bersahabat sekali malam ini beberapa tetes air mata turun dibuat nya terharu dari permintaan kedua orang tuaku ini,



ulangtahun ke5



ini foto terbaru mamah awet muda masih cantikkan :P

Selasa, 09 April 2013

cinta pada pacaran dan menikah



Aristoteles (hidup sekitar 384 SM, dikenal sebagai murid paling cerdas di Akademi Plato) gundah karena tak mampu menjelaskan dengan pasti beberapa persoalan pelik, yaitu persoalan manakah yang disebut Pacaran dalam Cintadan yang manakah yang disebut dengan Menikah dalam Cinta. Persoalan ini menjadi perdebadatan dikalangan masyarakat Yunani di Athena ketika itu.

Mereka memperdebatkan perihal Apa dan Bagaimanakah yang disebut denganPacaran dalam Cinta dan Menikah dalam Cinta. Karena perdebatan semakin tajam, alias tidak menemukan titik temu antara satu dengan lainnya, maka mereka mengadukan persoalan ini kepada Aristoteles. Akan tetapi,Aristoteles yang terkenal sebagai cerdik pandai ketika itu, tak mampu menjelaskan dengan pasti perihal yang mereka perdebatkan. Solusi dariAristoteles adalah mengadukan perihal ini pada guru beliau yang terkenal Arif Bijaksana yaitu Plato (hidup sekitar Tahun 427 - 347 SM, dikenal sebagai Arif Bijaksana)Aristoteles beranggapan bahwa orang yang bisa memberikan jalan keluar atas perdebatan ini adalah Gurunya.

Tanpa berpikir panjang, Dia segera menemui Plato untuk mengadukan masalah ini. Sesampainya ke PlatoAristoteles segera mengadukan persoalan yang dihadapinya. Dia menceritakan bahwa begitu sulitnya membedakan antaraPacaran dalam Cinta dan Menikah dalam Cinta, dan ini telah menjadi bahan perdebatan dikalangan cerdik pandai di Athena.

Tanpa banyak basa basi dan lainnya, Aristoteles segera mengajukan pertanyaan yang mengganjal di pikirannya. Dia bertanya, "Wahai Guru, yang manakah yang disebut dengan Pacaran dalam Cinta itu" kata Aristoteles
.

Plato menjawab, "Jikalau engkau mau mengetahui apa yang disebut denganPacaran dalam Cinta, maka besok pergilah kau ke hutan dan ambilkan saya sekuntum bunga yang menurutmu paling indah."

Dengan tidak mengulur waktu dengan banyak pertanyaan dan embel-embel basi-basi lainnya, maka keesokan harinya Aristoteles segera menuju hutan sebagaimana yang ditunjukkan oleh Plato untuk menuruti perintah Sang Guru, yaitu mengambil sekuntum bunga yang paling indah. Paling tidak paling indah menurut Aristoteles
.

Sebelum sampai kedalam hutan Aristoteles tertegun. Dia tertegun karena baru sampai dipinggir hutan saja, dia telah melihat sekuntum bunga yang indah yang belum pernah dilihatnya. Dan Aristoteles yang memiliki watak sebagai penyelidik, berpikir, dipinggir hutan saja bunganya sudah seindah ini, apalagi yang ada di dalam hutan tentu akan jauh lebih indah. Maka segeralah dia melewati kuntum bunga di pinggir hutan dan bergegas masuk ke dalamnya.

Sesampainya dalam hutan, ternyata apa yang dia pikirkan tentang bunga di pinggir hutan yang telah dilewatinya belum seberapa keindahannya. Di dalam hutan ini, bunga-bunga begitu indahnya dan beraneka ragam warna dan rupanya. Semuanya terlihat indah di matanya. Menarik di hatinya. Di kelilinginya hutan itu, ditelusurinya hingga semakin berjalan semakin banyak bunga yang dilihatnya. Dia berjalan terus, berkeliling dan memandangi bunga-bunga itu sepuasnya. Setelah sekian lama dia berjalan dan memilih bunga apa yang akan dibawanya kehadapan Sang Guru. Dicarinya dan akan dipilihnya bunga yang paling indah, namun tak jua kunjung bertemu. Hingga matahari condong ke barat, Aristoteles masih berkeliling hendak mencari bunga yang paling indah untuk dipersembahkan pada Sang Guru Plato tapi tak jua ketemu. Hingga ufuk barat mulai menampakkan bercak-bercak merah, Aristoteles belum jua bertemu dengan bunga yang paling indah hingga akhirnya dia kemalaman di dalam hutan.

Setelah kegelapan mulai menyergapnya, pandangan matanya tak lagi jelas membedakan bentuk dan warna bunga yang indah, Aristoteles mulai beripikir tentang bunga yang dilihatnya dipinggir hutan ketika ia baru memasuki hutan. Dengan rasa putus asa, Aristoteles bergegas menyisir pinggir hutan hendak memetik bunga di pinggir hutan. Tapi apa yang terjadi? ternyata bunga yang dilihatnya ketika sebelum masuk hutan pagi tadi telah dipetik orang lain, dan yang tersisa hanya tangkainya.

Aristoteles kemudian pulang dengan perasaan kecewa karena tidak membawa apa-apa. Dia berjalan lunglai, gontai hendak jatuh ke bumi karena memendam rasa kecewa. Kecewa yang bertambah tambah.

Segeralah Aristoteles menemui Sang Guru, Plato.

Sesampainya di hadapan Plato, dia langsung diserang dengan pertanyaan menyelidik. "Aristoteles, Kenapa kau tidak membawakan aku sekuntum bunga yang paling iindah yang ada di dalam hutan??" kata Plato
.

Aristoteles kemudian menjelaskan perihal alasan, mengapa dia tidak membawa serta sekuntum bunga sebagaimana yang diperintahkan kepadanya semalam. Dia menceritakan kejadian demi kejadian yang dialaminya dengan khidmat dan detail tanpa ada yang dikurangi dan ditambahkannya. Mmulai dari pinggir hutan hutan, hingga sampai gelap malam dan pikirannya tentang sekuntum bunga yang dipinggir hutan.

Plato kemudian menjawab, "Aristoteles, itulah yang disebut dengan Pacaran dalam Cinta."

Kemudian, Aristoteles bertanya. "Guru, lalu yang manakah yang disebut dengan Menikah dalam Cinta?".

"Besok kau pergilah ke hutan, dan ambilkan saya sekuntum bunga yang menurutmu paling indah" perintah Plato
.

Tanpa banyak berpikir dan bertanya, keesokan harinya Aristoteles segera bergegas menuju hutan tempat dia mencari bunga seperti kemarin. Namun, sebelum sampai di hutan, masih dipinggir hutan, Aristoteles melihat sekuntum bunga yang belum mekar. Bunga itu masih menunggu mentari pagi menyapanya. Bunga itu masih dalam kuncup. Bunga itu masih berselimutkan embum pagi.Aristoteles langsung memetiknya tanpa banyak berpikir.

Dia bergegas menuju Sang Guru, Plato. Segera disodorkannya kuntum bunga itu. "Guru, aku membawakanmu sekuntum bunga yang menurutku paling indah yang telah kupetik dari pinggir hutan. Aku membawakannya sesuai dengan perintahmu." sahut Aristoteles
.

"Aristoteles, kenapa engkau memetik bunga yang masih dalam kuncup seperti ini? Kenapa kau tak membiarkannya mekar tersenyum bersama mentari pagi. Kenapa kau tak membiarkannya embum melepas pelukannya. Tidakkah kau melihat begitu banyak bunga yang bermekaran, segala rupa bentuk warna yang indah ada di hutan sana. Mengapa engkau membawakan aku bunga yang seperti ini?" selidik Plato.

Memastikan penyelidikan itu, Aristoteles hanya mengangguk dan membenarkan kata-kata Gurunya. "Guru, memang benar di hutan sana begitu banyak bentuk rupa dan warna bunga yang bermekaran. Enak dipandang mata, menenangkan jiwa namun begitu banyaknya. Guru, saya tidak ingin seperti kemarin. Saya takut kemalaman dan tak membawa apa-apa di hadapan Guru" jelas Aristoteles.

Sambil tersenyum, Plato mengangguk dan berkata, "Wahai Aristoteles, sesungguhnya itulah yang disebut dengan Menikah dalam Cinta".


Bunga itu memang masih kuncup, tapi akan kutunggu hingga mekar dengan sendirinya....






dikutip dari sebuah notes teman yang insya allah 5 mei ini akan melangsungkan pernikahannya

Minggu, 07 April 2013

hai kamu disana yang sudah lama tak ku sapa...

haaaai kamu teman diskusi ternyolot ku...
haaaai kamu disana sudah lama ku tak mendengar cerita darimu...
sudah lama ku tak mendengar kabar semua tentang dirimu...


terlihat dari luar aku memang wanita yang terlalu mudah dekat dengan beberapa pria tapi tak mudah bagi ku mempercayai seseorang,yakin,nyaman...

beberapa orang berusaha meyakinkan aku..
sebagian lagi pergi dengan keadaan menyerah...

malam ini aku ingin menyapamu..
bukan dengan sebuah telpon dipagi hari.
bukan dengan ribuan ping ditengah kesibukanmu..
bukan pula berupa mention di twitter.

tapi lewat keheningan dimalam ini,kelelahan di ujung pertanda bahwa hari ini akan berakhir..
aku sedikit merenung tentang sosok mu..
sosok yang sampai sekarang masih dikaitkan dengan ku..

sayang sekali dugaan mu tentang ku salah besar,aku tidak mudah mencintai sesesorang.aku tidak  mudah mempercayai seseorang,tapi aku mudah untuk berada disisi orang lain.aku pergi dari satu hati kehati yang lain tapi tanpa meninggalkan "nyaman" lalu aku pergi. hingga pada malam ini aku sadar aku belum bisa merasakan nyaman lagi.setelah rasa nyaman kepadamu waktu itu pergi.

well,aku ingin berdiskusi panjang dengan mu lagi,aku ingin teriak-teriak membangunkan mu lagi,aku ingin bisa menaruhkan kepala ku sejenak di bahumu lagi,aku ingin tertawa,mencubit dan menikmati indahnya dunia malam jakarta tanpa kemacetan dengan mu lagi.


aku memang tak bisa menerima mu berada di list contact blackberry messanger ku lagi,ada beberapa alasan mengapa aku tidak bisa menerima kehadiranmu kembali meskipun hanya menjadi teman.


ini aneh semenjak perpisahan saat itu tak ada rindu sedikitpun yang muncul untuk mu,kebencian yang teramat selalu, jika ingat nama dan sosokmu.

tapi tidak untuk malam ini.aku ingin menyapamu kembali....

aneh memang , aku yang gak pernah bisa masakin kamu,aku yang super bawel dan extra manja ini menyatu dengan dirimu yang super cuek,,aaaaaaah tiba-tiba isi kepala ini flashback mengingat pertama kali aku jatuh cinta dengan sosokmu,


jatuh cinta itu tidak mudah dan km hebat,selain jatuh cinta kamu bisa menumbuhkan rasa nyaman yang amat sangat langka aku dapatkan.


terima kasih untuk gedung atrium dan pasar senen,terima kasih untuk resto seafood cepat saji yang berada didalamnya,terima kasih untuk sepanjang jalan BKT kalian menaruh andil itu semua,terima kasih buat ide konyol indah teman sekampus ku...terima kasih tuhan 6 januari 2011,hari dimana aku mengubah tangis deras ku dengan sebuah senyuman.terima kasih semesta hari itu begitu cerah,terima kasih takdir.



dia membenci semua celotehan yang aku buat di jejaring sosial,dia membenci caraku berbicara,dia membenci semua kekhawatiranku,dia membenci mimik cemberut aku,dia membenci semua pendapat dan ceritaku.dia menbenci aku.

aku tertarik dengan senyuman..aku tertarik dengan keramahannya..aku tertarik dengan cara berfikirnya...aku tertarik......dan aku nyaman...


tanpa ada yang tertinggal semua memory aku bersamanya pada malam ini terputar jelas,dia pernah mengimami ku ditengah kesedihan di antara kita,mengimamikku di saat air mataku dan air matanya tak bisa ditahan lagi.

dia jg pernah mengecup kening ku dengan bangganya disaat temannya menanyakan latar belakang namanya dan aku menjawab dengan lancang,benar dan yakin.hingga semua temannya dan dirinya bingung mengapa aku bisa mengenalnya lebih jauh selama 2 hari berpacaran dibanding dengan temannya yg mungkin sudah lama kenal,ya itu pertama kali dia mngecupku.

malamnya kota jakarta menyimpan rahasia keindahan dibalik kesemrautannya disiang hari.malamnya jakarta tak pernah ragu memberi sedikit kenangan tentang aku dan dia.malam hari itu di taman menteng ditemani 2 gelas kopi dan bangku taman.kita menyatu dengan anginnya malam,disana kita menangis bersama tentang masalalu... kamu yang mencintai masa lalumu. dan aku yang mencintai masa laluku..
malam penuh keajaiban,sepasang kekasih tapi tak seperti sepasang kekasih yg bermesraan.
itulah kita..

malam ini untuk pertama dan terakhirnya aku untuk merindukanmu.
sebuah kenangan yang ernah tak ku kenang.


~sekarang kita jauh banget ya,gue sengaja mengindar tapi thanks atas semua saran2 yang ngebangun buat diri gue,mungkin sekarang gue dan lo belom bisa temenan,but oneday tuhan bakalan pertemuin kita dimana gue bawa anak gue dan ngenalin dia ke lo,gue bakalan bilang sama anak gue om yang itu hebat,seleranya keren,mungkin anak gue bakalan ngefans berat sama lo broh!

dimana pun lo berada you never walk alone disitu ada tuhan yang ngejagain lo pasti!